Satrio Nuswantoro Terbentuk Dalam Sarasehan Nasional

 

Jakarta, Beritainn,- Sejarah sangatlah penting untuk berdirinya suatu Negara dan untuk menguatkan rasa Patriot hendaklah tetap mengingat, mempertahankan dan memelihara sejarah tersebut. Di masa Pandemi seperti saat ini kita disibukkan dengan permasalahan banyaknya korban meninggal dan terkena virus tersebut, dihari minngu 27/06/2021 bertempat disalah satu aula di Jl. Mayjen  Sutoyo, Jakarta Timur, Sesepuh, Tokoh Keraton/ Kesultanan, Perintis Kemerdekaan dan Generasi Pejuang 45, para Pemangku Adat, Tokoh Bangsa, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Budayawan, Berkumpul mengadakan Sarasehan Nusantara dengan tema ” SARASEHAN NASIONAL SINERGI NEGERI”.

Diawali oleh doa yang di pimpin oleh Ust. H. Tatang  Supriadi, S.HI dan dilanjutkan sambutan Elly Yuniarti, Ketua Pelaksana mengatakan: “Diadakan Sarahenan ini atas inisiatif para tokoh2 dan generasi muda serta di restui oleh para sesepuh dan kasultanan  untuk membentuk wadah atau Paguyuban  yang bernama Satrio Nuswantoro dengan anggotanya seluruh anak bangsa dari desa-desa sampai kecamatan  seluruh Indonesia dengan tujuan back to basic yaitu kembali ke kedaulatan pangan, pertanian, perikanan untuk mencapai kesejahteraan rakyat dan membentuk Kampung Nusantara.

“Kembalinya Tentara bersinergi dengan Rakyat, tindak lanjut dari kemerdekaan adalah menjadi bangsa yg mandiri sehingga menjadi tuan rumah di negeri ini, Amanat konstitusi negara adalah Pancasila dan UUD 1945”,ungkap Romo Soekarna. 

Kp. Norman Hadi  Negoro SE, ME, Ketua Perjuangan Rakyat Nusantara (PERNUSA) menuturkan: 3 cara untuk menghilangkan jati diri kita:

1. Kaburkan sejarah: jangan sampai org jawa ga tau jawa nya, tidak tau tempat-tempat bersejarah, terutama untuk para kaum millenial 

2. Hancurkan bukti-bukti sejarah 

3. Putuskan hubungan mereka dengan budaya tradisinya, misalnya para wanita tidak lagi menggunakan kebaya dan sebagainya.

“Sistem moneter dunia ini sudah di kudeta oleh Amerika Serikat mulai dari zaman Presiden Soekarno jadi kita sebagai anak bangsa tidak patut berputus asa untuk melawan perekonomian yang terpuruk ini, dengan kembali ke Pancasila dan UUD’45 yang mana kebersamaan dan persatuan itu akan mengembalikan harkat dan martabat kita bangsa Indonesia, ungkap Aditiyo Bambang Mataram.

Abah Lucky mengatakan: “Jati diri sesuai budaya kita Pancasila yaitu Negeri kita adalah negeri yg sangat kaya raya, tapi sampai saat ini kita masih belum makmur. Pancasila bukan hanya sebagai dasar tapi sebagai rumah untuk kita semua.

Untuk itu kita tetap harus bersatu padu dalam menghadapi mengarah glabalisasi yang terus menggerus rasa Patriot anak bangsa.

Sebagai inisiator dan ditunjuk R. Agoes Triyogi  sebagai Ketua Umum Satrio Nuswantoro mengatakan: “Paguyuban ini lahir melalui proses panjang dari pertemuan dan diskusi dengan berbagai elemen bangsa dan sebagai konsekuensi logis dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab serta untuk keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 1945 maka Satrio Nuswantoro mempunyai kewajiban dan tanggung jawab mewujudkan tercapainya kehidupan kebangsaan sesuai dengan cita-cita Para Leluhur dan Pendiri Bangsa, Sebagai Generasi Penerus wajib berjuang dan berkarya demi mewujudkan cita-cita mulia tersebut.

Akhir dari Sarasehan Nasional dengan penyerahan Pataka dan mengucapkan Sumpah Satrio Nuswantoro.(AL)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *